Rekam24.com, Bogor– Pemerintah Kabupaten Bogor menyampaikan apresiasi terhadap Gubernur Jawa Barat atas upaya fasilitasi dalam penyelesaian kasus dugaan eksploitasi mantan pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI) yang sebelumnya pernah tampil di Taman Safari Indonesia.
Hal ini disampaikan Wakil Bupati Bogor, Jaro Ade, saat mewakili Bupati Bogor dalam rapat koordinasi yang digelar di Balai Kota Depok pada Selasa, 29 April 2025.
Dalam kesempatan itu, Jaro Ade menyatakan keprihatinan atas persoalan yang kini mencuat dan menyeret nama pengelola Taman Safari Indonesia. Ia menegaskan bahwa pihaknya bersama Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Ketua DPRD Kabupaten Bogor menghormati sepenuhnya proses hukum yang sedang berjalan.
Baca Juga : Rudy Susmanto – Jaro Ade Pasangan Untuk Kemaslahatan Kabupaten Bogor
“Kami memahami bahwa persoalan ini merupakan persoalan pribadi yang sudah terjadi cukup lama. Kami pun tidak mengetahui secara utuh duduk perkaranya, sehingga kami menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah,” kata Jaro Ade.
Menurutnya, situasi ini menjadi pelajaran berharga bukan hanya bagi Taman Safari, tetapi juga seluruh pelaku usaha wisata di wilayah Bogor.
“Kami mendorong semua pihak untuk menjadikan ini sebagai refleksi agar pengelolaan wisata ke depan bisa lebih baik,” ujarnya.
Jaro Ade juga menyampaikan penghargaan atas perhatian Gubernur Jawa Barat, khususnya dalam mendukung kemudahan akses menuju kawasan wisata seperti Puncak.
“Kami menyambut baik inisiatif Pak Gubernur, termasuk perhatian khusus terhadap rekayasa lalu lintas saat hari libur agar pengunjung lebih nyaman menuju Puncak dan Taman Safari,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor akan mendukung segala bentuk upaya mediasi dan penyelesaian masalah melalui pendekatan kekeluargaan.
“Kami percaya, jika Pak Gubernur hadir untuk memfasilitasi, tentu mempertimbangkan semua aspek, terutama sisi kemanusiaan. Kami sangat mengapresiasi perhatian beliau,” ungkapnya.
Sebagai destinasi wisata yang telah dikenal hingga ke mancanegara, Jaro Ade menekankan pentingnya bagi Taman Safari untuk terus memperbaiki tata kelola dan meningkatkan kualitas layanan.
“Penting untuk membedakan antara persoalan pribadi dan tata kelola tempat wisata. Kami berharap semua pihak bisa menyelesaikan ini dengan cara yang bijak, menyelesaikan masalah tanpa menambah masalah,” tutupnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam rapat tersebut menyampaikan bahwa salah satu fokus pembahasan adalah upaya penanganan dampak psikososial terhadap para mantan pekerja sirkus. Meskipun secara hukum kasus tersebut telah dihentikan melalui surat SP3, pendekatan kekeluargaan tetap ditempuh.
“Menurut pihak Taman Safari Indonesia, secara hukum kasus sudah selesai. Tapi kami ingin ada pendekatan yang lebih personal. Kami berencana mempertemukan pihak keluarga Taman Safari Indonesia dengan para mantan pekerja OCI yang merasa kehilangan identitas, mengalami tekanan psikologis, dan tidak terdaftar sebagai karyawan resmi,” ucap Gubernur.
Ia berharap solusi yang lebih manusiawi dapat ditemukan melalui dialog, bukan semata-mata melalui jalur hukum yang panjang dan melelahkan.
“Insya Allah nanti ada solusi yang sifatnya personal. Kalau hanya mengandalkan aspek normatif, gugatan menggugat ini tidak akan selesai,” pungkasnya.
(Echa Nur)