REKAM24JAM, Rangkasbitung – Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menunjukkan kepedulian terhadap pendidikan dengan menggagas program keaksaraan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Rangkasbitung.
Program ini ditujukan bagi warga binaan yang belum memiliki kemampuan membaca dan menulis, sebagai bentuk nyata upaya meningkatkan literasi di lingkungan pemasyarakatan.
Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa berperan sebagai tutor yang membimbing warga binaan secara bertahap, dimulai dari pengenalan huruf abjad hingga mampu membaca kalimat sederhana dan menulis ulang cerita pendek. Pendekatan yang digunakan bersifat individual dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing peserta.
“Banyak warga binaan yang sebelumnya menganggap belajar baca-tulis tidak penting, namun setelah mengikuti program ini, mereka justru semakin antusias untuk belajar,” ujar Destia Pratiwi, mahasiswa FKIP Untirta yang terlibat langsung dalam program tersebut.
Metode pembelajaran yang digunakan cukup variatif, termasuk penggunaan media visual, buku bergambar, latihan menulis, hingga diskusi ringan. Selain meningkatkan kemampuan teknis, kegiatan ini juga membangun rasa percaya diri warga binaan untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Hasil yang dicapai cukup menggembirakan. Warga binaan mulai menunjukkan kemampuan membaca dan menulis yang lebih baik serta memiliki semangat baru untuk menatap masa depan setelah masa pidana berakhir.
“Pendidikan keaksaraan ini bukan hanya memenuhi hak dasar mereka sebagai manusia, tetapi juga menjadi bagian penting dalam proses pembinaan agar lebih siap kembali ke tengah masyarakat,” tambah Destia.
Program ini menjadi contoh sinergi positif antara dunia pendidikan tinggi dan lembaga pemasyarakatan, yang patut ditiru untuk memperluas akses pendidikan nonformal bagi kelompok marginal, khususnya narapidana.***