Rekam24.com, Bogor — Presiden Prabowo Subianto menyoroti serius persoalan ketimpangan distribusi anggaran pendidikan saat memberikan pidato pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jumat (2/5). Meski pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan terbesar sepanjang sejarah, kondisi banyak sekolah di Indonesia masih memprihatinkan.
“Kita masih melihat dan kita tahu begitu banyak sekolah-sekolah yang rusak. Padahal anggarannya ada. Bagaimana bisa satu sekolah toiletnya hanya satu?” tegas Presiden Prabowo di hadapan para guru, siswa, pejabat pemerintahan.
Menurut Presiden, alokasi anggaran pendidikan dalam APBN saat ini telah mencapai lebih dari 22 persen, tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia. Namun, masalah utama bukan pada jumlah anggaran, melainkan efektivitas dan akurasi distribusinya.
Baca Juga : Hardiknas 2025: Prabowo Umumkan Empat Terobosan Besar di Dunia Pendidikan
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa sekitar Rp16 triliun telah disiapkan untuk program perbaikan sekolah. Namun, jumlah tersebut hanya cukup untuk merenovasi sekitar 11 ribu sekolah dari total sekitar 330 ribu sekolah di seluruh Indonesia. “Kalau begini, kita butuh 30 tahun untuk menyelesaikan semuanya. Tapi kita tidak boleh menyerah,” ujarnya.
Ia pun menekankan pentingnya peran pemerintah daerah, mulai dari bupati, wali kota, hingga gubernur, dalam memastikan dana pendidikan benar-benar sampai ke sasaran. “Saya menetapkan anggaran, tapi pelaksanaan dan pengawasan juga tanggung jawab daerah,” ujarnya mengingatkan.
Presiden juga menyinggung masalah kebocoran anggaran yang menyebabkan bantuan pendidikan tidak tepat sasaran. Ia menyerukan agar para pejabat dan birokrat menunjukkan integritas serta tidak menyalahgunakan anggaran rakyat. “Anggaran untuk rakyat jangan diselewengkan, jangan dikorupsi dengan segala akal,” tegasnya.
Untuk mempercepat solusi, pemerintah tengah menyusun skema penghematan dan efisiensi agar lebih banyak sekolah bisa diperbaiki dalam waktu lebih singkat. Presiden juga menyatakan sedang mencari terobosan untuk mengelola kekayaan negara secara lebih tepat dan berpihak kepada rakyat.
“Pendidikan adalah fondasi kemajuan bangsa. Kita harus pastikan setiap rupiah sampai ke anak-anak kita, ke ruang kelas yang layak, ke guru yang berdedikasi,” pungkas Presiden.
(Echa Nur)